Nilai Perusahaan
Tujuan
utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidawati,). Nilai perusahaan
pada dasarnya diukur dari beberapa aspek yaitu salah satunya adalah harga pasar
saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian
investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi dan Pawestri). Harga
pasar saham menunjukkan penilaian sentral disemua pelaku pasar, harga pasar
saham merupakan barometer kinerja perusahaan.
Menurut
Nurlela dan Ishlahuddin, nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar
karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi
pemegang saham secara maksimum jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin
tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga
keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang
meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat.
Nilai
perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan
urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam
bidangnya, seperti manajer maupun komisaris. Rasio-rasio keuangan digunakan
investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat
memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja
perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan.
Terdapat
beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik karena
dalam Tobin’s Q
semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan dihitung, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu
tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur
karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya
saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja).
Semakin
besar nilai Tobin’s
Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai
pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka
semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk
memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja).
Nilai
perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang
menggambarkan persepsi investor terhadap emiten yang bersangkutan. Menurut Husnan
dan Pudjiastuti, nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Menurut Keown et al., nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga
hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Harga
pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar
saham perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan
harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.
Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Brigham dan Houston.
Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan
nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya
pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa
depan. Menurut Suharli, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk
menilai perusahaan yaitu sebagai berikut.
1) Pendekatan laba antara lain dengan menggunakan metode rasio
tingkat laba atau Price
Earning Ratio (PER).
2) Pendekatan arus kas yaitu dengan menggunakan metode diskonto
arus kas.
3) Pendekatan dividen antara lain dengan menggunakan metode
pertumbuhan dividen.
4) Pendekatan aktiva antara lain dengan menggunakan metode
penilaian aktiva.
5) Pendekatan harga saham.
6) Pendekatan Economic
Value Added (EVA)
Tujuan
utama perusahaan menurut theory
of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm)
(Salvatore). Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung
berdasarkan harga saham disebut dengan beberapa istilah berikut ini.
1) Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.
2) Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham. dengan nilai buku
saham.
3) Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan
pertumbuhan perusahaan yang membandingkan antara nilai pasar aset dengan nilai
buku aset.
4) Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para
pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali
dengan harga per lembar ekuitas.
5) Enterprise Value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagainilai
kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas.
6) Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila
perusahaan itu dijual.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin
besar total aktiva, maka semakin banyak modal yang ditanam. Semakin banyak
penjualan, maka semakin banyak perputaran uang. Semakin besar kapitalisasi
pasar, maka semakin dikenal dalam masyarakat. Perusahaan yang memiliki total
aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap
kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan telah positif dan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama,
selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih
mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil.
Menurut Sujoko
dan Soebiantoro, ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami
perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan
meningkat. Hal tersebut terjadi karena perusahaan-perusahaan yang memilki size yang cukup besar, umumnya sudah berada pada tahap maturity dan akan memiliki prospek pembagian dividen yang baik dimasa
yang akan datang serta pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan
lebih tinggi dibanding pesaing utamanya. Investor akan merespon positif
sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Pada umumnya perusahaan dengan ukuran
yang besar memilki total aktiva yang besar sehingga dapat menarik investor
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dan akhirnya saham tersebut
mampu bertahan pada harga yang tinggi.
Pada umumnya perusahaan dengan size kecil
sangat riskan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang
menguntungkan dibandingkan dengan saham dengan size besar. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, menunjukkan hasil yang konsisten
yaitu berpengaruh positif signifikan, diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Sujoko dan Soebinatoro dan Herawaty yang konsisten menemukan hasil bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
hal ini menunjukkan semakin besar perusahaan maka semakin baik nilai perusahaannya.
Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk
investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham
perusahaan tersebut semakin banyak. Ukuran perusahaan dapat diproksikan ke
dalam logaritma natural dari total aktiva (Brigham and Houston).
loading...
0 komentar:
Post a Comment