Pengetian
Rekrutmen
Rekrutmen
diartikan sebagai proses penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk
diseleksi menjadi pegawai. Proses ini dilakukan dengan mendorong atau
merangsang calon yang mempunyai potensi untuk mengajukan lamaran dan berakhir dengan
didapatkannya sejumlah calon. Atau, dapat juga dikatakan sebagai upaya
pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dan jumlah tertentu
sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan kerja yang ada.
Untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan tujuan perusahaan, salah satunya adalah
dengan melakukan proses rekrutmen. Rekrutmen sumber daya manusia adalah suatu
proses pencarian dan pemikatan para calon tenaga kerja (karyawan) yang
mempunyai kemampuan sesuai dengan rencana kebutuhan suatu organisasi. Dan dalam
proses rekrutmen, Islam menganjurkan agar dalam memilih atau menyeleksi
karyawan yang akan diterima oleh suatu perusahaan atau organisasi seharusnya
dilakukan sebaik mungkin sehingga tidak akan terjadi salah rekrut dan
penempatan karyawan.
Sebagaimana
hadits Nabi Muhammad SAW
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah S.a.w bersabda: Jika amanah telah
hilang (sudah tidak dipegang lagi dengan teguh), maka tunggulah saat kehancurannya.
Ia bertanya: Ya Rasul, bagaimana orang menghilangkan amanah itu? Rasul
menjawab: (Yaitu) apabila suatu urusan (amanah) diserahkan kepada orang yang
bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. (HR. Bukhari)
Tujuan Rekrutmen
Tujuan
rekrutmen adalah untuk mengisi jabatan yang kosong yang perlu diisi untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektifitas kerja. Menurut Siagian program
rekrutmen yang baik perlu melayani banyak tujuan.
Proses Rekrutmen
Proses
rekrutmen dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir bila lamaran-lamaran
(aplikasi) diserahkan. Hasilnya adalah sekumpulan pencari kerja dimana para
karyawan baru diseleksi. Proses penarikan penting karena kualitas sumber daya
manusia organisasi tergantung pada kualitas penarikannya.
Menurut
Simamora, proses rekrutmen terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut:
a.
Penyusunan
strategi merekrut
b.
Pencarian
pelamar-pelamar kerja
c.
Penyisihan
pelamar-pelamar yang tidak cocok
d.
Pembuatan
kumpulan pelamar
Sistem Rekrutmen
Menurut
Saksono ada tiga sistem rekrutmen tenaga kerja,yaitu:
a.
Sistem
Patronage (kawan)
yaitu sistem
penarikan karyawan yang didasarkan adanya hubungan subyektif, yaitu hubungan
yang diperhitungkan antara subyek-subyeknya baik hubungan politik maupun non
politik.
b.
Sistem
Meryt (kecakapan)
yaitu penarikan
karyawan yang didasarkan pada kecakapan, bakat, pengalaman, kesehatan sesuai
dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya.
c.
Sistem
Carier (meningkat)
yaitu memberikan
kesempatan pada pegawai atau karyawan untuk mengembangkan bakat serta kecakapan
selama dia mampu bekerja dengan harapan dapat naik jabatan sampai pada batas
kemampuannya.
Metode Rekrutmen
Metode
rekrutmen calon karyawan baru adalah metode tertutup dan metode terbuka.
a.
Metode
Tertutup adalah ketika penarikan hanya diinformasikan kepada para karyawan atau
orang-orang tertentu saja.
b.
Metode
Terbuka adalah ketika penarikan diinformasikan secara luas dengan memasang
iklan pada media massa, cetak maupun elektronik agar tersebar luas ke
masyarakat.
Sumber Rekrutmen
Menurut
Hariandja sumber penarikan karyawan, secara umum meliputi sumber internal dan
sumber eksternal.
a.
Sumber
internal adalah suatu kebijaksanaan penarikan tenaga kerja dengan memberi
kesempatan terlebih dahulu kepada para karyawan perusahaan itu sendiri. Pengisian
lowongan jabatan dengan calon dari perusahaan dapat dilakukan melalui:
1)
Promosi
yaitu suatu peralihan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang lebih baik
dipandang dari sudut tanggung jawab yang lebih berat.
2)
Pemindahan
(transfer) yaitu suatu perubahan dari suatu jabatan dalam suatu kelas ke
suatu jabatan kelas lain yang tingkatannya sama.
3)
Demosi
yaitu perubahan dari suatu jabatan ke jabatan lain dalam kelas yang lebih
rendah.
b.
Sumber
eksternal adalah suatu kebijaksanaan penarikan tenaga kerja dengan member
kesempatan kepada semua orang di luar perusahaan untuk menduduki jabatan yang
kosong. Sumber tenaga kerja dari luar dapat diperoleh antara lain:
1)
Walk
– ins
2)
Rekomendasi
dari karyawan
3)
Pengiklanan
4)
Agen-agen
penempatan tenaga kerja
5)
Lembaga-lembaga
pendidikan
6)
Organisasi-organisasi
karyawan
7)
Leasing
8)
Nepotisme
9)
Asosiasi-asosiasi
professional
10)Operasi-operasi
militer
11)Open house
Proses Seleksi
Proses
seleksi dimulai setelah kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat didapatkan
melalui penarikan. Proses ini melibatkan serangkaian tahap yang menambah
kompleksitas dan waktu sebelum keputusan pengadaan personalia diambil. Jadi,
proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yamg digunakan untuk
memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak.
Seleksi
merupakan bagian materi darin operasional manajemen sumber daya manusia yaitu
pengadaan (procurement), sedangkan pengadaan itu sendiri terdiri dari : perencanaan,
perekrutan, seleksi, penempatan, dan produksi. Proses seleksi merupakan
tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan
diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar kerja dan di akhiri dengan
keputusan penerimaan. Proses seleksi merupakan pengambilan keputusan bagi calon
pelamar untuk diterima atau tidak.
Ada
tiga hal yang menyebabkan seleksi menjadi hal yang penting yaitu:
1.
Kinerja
para manajer senantiasa tergantung pada sebagian kinerja bawahannya.
2.
Seleksi
yang efektif penting karena biaya perekrutan yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam pengangkatan pegawai tidak sedikit.
3.
Seleksi
yang baik itu penting karena implikasi hukum dari pelaksanaannya secara serampangan.
Kriteria dan
Teknik Seleksi
Perusahaan
tentu akan mengharapkan para pelamar yang datang memiliki prestasi yang
memuaskan dalam pekerjaannya. Kriteria seleksi menurut Simamora (2004) pada
umumnya dapat dirangkum dalam beberapa kategori yaitu:
1.
Pendidikan
2.
Pengalaman
kerja
3.
Kondisi
fisik
4.
Kepribadian
Sebelum
perusahaan memutuskan karakteristik yang akan di seleksi, maka perusahaan
sebaiknya memiliki kriteria sukses yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
menentukan cara untuk memprediksi pelamar mana yang mencapai tingkat yang
diharapkan.
Adapun beberapa
teknik seleksi antara lain:
1.
Interview
2.
Tes
psikologi
3.
Tes
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan
4.
Pusat
pelatihan
5.
Biodata
6.
Referensi
7.
Grafologi
(ilmu yang berkenaan dengan tulisan tangan)
Sedangkan
langkah-langkah dalam seleksi yaitu :
1.
Seleksi
surat-surat lamaran
2.
Pengisian
blanko lamaran
3.
Pemeriksaan
referensi
4.
Wawancara
pendahuluan
5.
Tes
penerimaan
6.
Tes
psikologi
7.
Tes
kesehatan
8.
Wawancara
akhir atasan langsung
9.
Memutuskan
diterima atau ditolak
Berbagai
Peralatan Tes
Ada
bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaannya yang
terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Tes-tes Psikologis (Psychological Test)
Yaitu berbagai
peralatan tes yang mengukur atau menguji kepribadian atau temperamen, bakat,
minat, kecerdasan dan keinginan berprestasi.
Bentuk-bentuk
tes ini mencakup :
-
Tes kecerdasan (Intelligence test)
Yang
menguji kemampuan mental pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan
logis.
-
Tes kepribadian (Personality test)
Di
mana hasilnya akan mencerminkan kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan dan
unsur-unsur kepribadian lainnya.
-
Tes bakat (Aptitude test)
Yang
mengukur kemampuan potensial pelamar yang dapat dikembangkan.
-
Tes minat (Interest test)
Yang
mengukur antusiasme pelamar terhadap suatu jenis pekerjaan.
-
Tes prestasi (Achievement test)
Yang
mengukur kemampuan pelamar sekarang.
2.
Tes-tes Pengetahuan (Knowledge Tests)
Yaitu bentuk tes
yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar, pengetahuan
yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.
3.
Performance Tests
Yaitu bentuk tes
yang mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian
pekerjaan yang akan di pegangnya. Sebagai contoh, tes mengetik untuk calon
pengetik.
Wawancara
Seleksi
Wawancara
seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk
mengevaluasikan hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang
pelamar. Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. Wawancara
merupakan teknik seleksi yang paling luas digunakan. Survai membuktikan bahwa
90% perusahaan yang disurvai lebih mempercayai hasil wawancara daripada sumber-sumber
informasi seleksi lainnya. Di samping itu wawancara mempunyai tingkat
fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon karyawan
manajerial atau operasional, berketrampilan tinggi atau rendah, maupun staf.
Tipe-tipe
Wawancara
Ada
2 tipe wawancara yaitu wawancara individual dan kelompok, wawancara individual
jumlah pewawancara satu jumlah pelamar satu, sedangkan wawancara kelompok
jumlah pewawancara dua atau lebih jumlah pelamar satu, dua, atau lebih.
Proses Wawancara
Tahap-tahap
wawancara meliputi persiapan pewawancara, pengarahan atau penciptaan hubungan,
pertukaran informasi terminasi dan evaluasi. Setiap tahap harus dijalani agar
wawancara berhasil. Sebelum wawancara dimulai, pewawancara perlu untuk
melakukan persiapan. Kegiatan persiapan ini mencakup penentuan sasaran
wawancara, pengembangan berbagai pertanyaan spesifik yang akan diajukan dalam
proses wawancara, penetapan tipe wawancara dan format pertanyaan, serta
pengenalan awal tentang pelamar dengan mempelajari blanko lamaran. Di samping
itu, pewawancara harus mampu menjelaskan tugas-tugas pekerjaan, standar
prestasi, upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan bidang-bidang pekerjaan
lainnya.
Kendala Rekrutmen
Kendala-kendala
yang dihadapi setiap perusahaan berbeda-beda, tetapi umumnya kendala itu
meliputi:
a.
Kebijaksanaan
Organisasi
Kebijaksanaan
organisasi merupakan cermin utama berhasil atau tidaknya penarikan calon
pegawai. Kebijaksanaan organisasi yang akan mempengaruhi penarikan adalah:
1)
Kebijaksanaan
promosi dari dalam
2)
Kebijaksanaan
kompensasi
3)
Kebijaksanaan
status pegawai
4)
Kebijaksanaan
penarikan tenaga lokal
b.
Persyaratan
Jabatan
Semakin
banyak persyaratan yang harus dimiliki pelamar maka pelamar semakin sedikit.
c.
Metode
pelaksanaan penarikan
Semakin
terbuka penarikan melalui surat kabar, TV, radio, maka pelamar semakin banyak,
sebaliknya semakin tertutup pelamar semakin sedikit.
d.
Affirnative Action Plan
Merupakan
tindakan yang harus menyesuaikan dengan peraturanyang ditetapkan pemerintah,
seperti tidak diperbolehkan mendiskriminasi calon pegawai berdasarkan jenis
kelamin, etnis, agama, dan lain-lain. Karena dapat menghambat proses penarikan
pegawai yang paling berpotensi.
e.
Kebiasaan
Perekrut
Kebiasaan
perekrutan ini dapat meningkatkan keahlian seorang perekrut, sehingga dalam
pelaksanaan rekrutmen menjadi baik.
f.
Kondisi
Lingkungan Eksternal
Jika
kondisis perekonomian tumbuh dengan cepat dan saingan banyak maka pelamar akan
sedikit, akan tetapi jika perekonomian rendah maka pelamar semakin banyak.
g.
Biaya
Penarikan
Biaya
yang diperlukan untuk proses penarikan bisa sangat besar, yang mungkin tidak
tersedia dalam anggaran perusahaan.
referensi:
Hadiyah Salim, TarjamahMukhtarulAhadits, PT.
Alma’arif, Bandung, 1985,
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT.
PradnyaParamitha, Jakarta, 2004,
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber
Daya manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai, PT. Gramedia Widiarsana Indonesia, Jakarta, 2002
Slamet
Saksono, Administrasi Kepegawaian, Yogyakarta: Kanisius, 1995,
Sondang P. Sigian, Administrasi Kepegawaian Teori
Motivasi dan Aplikasi, Jakarta: PT. Rineke Cipta, 1995,
T.
Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2002,
loading...
0 komentar:
Post a Comment