Bunga Edelweis atau sering disebut bunga abadi merupakan
bunga yang tak asing lagi bagi para pendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya
mampu tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari penuh.
Bunga cantik ini memang akrab dengan para pendaki dan mengilhami banyak orang
melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya.Tak heran kalau bunga ini
disebut sebagai bunga abadi, karena mekar dalam waktu yang cukup lama. saking akrabnya dengan pendaki gunung sampai banyak
pendaki nakal yang mendekatkannya ke dalam tas carriernya.
Bunga edelweis asli atau yang sering
disebut dengan Everlasting Flower sebenarnya adalah bunga Leontopodium yang
hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga Edelweis Jawa atau Anaphalis
javanica. Tapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga
adalah serbuk kuning yang dalam waktu 1 - 3 hari setelah mekar akan rontok dan
menyisakan kelopak bunganya saja.
Bunga Edelweiss yang menyukai sinar
matahari penuh ini dalam ukuran dewasa dapat mencapai 8 meter tingginya, tapi
pada umumnya hanya mencapai tinggi kurang dari satu meter. Bunga edelweiss
umumnya terlihat antara bulan April – Agustus, dimana pada sekitar akhir Juli –
Agustus merupakan fase mekar terbaiknya.
Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup
kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik (Myophonus glaucinus).
Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk
alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekadar kenang-kenangan oleh para
pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang
tercatat telah diambil dari taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir
tumbuhan ini. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil
yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Di Taman Nasional Bromo Tengger Sumeru, tumbuhan ini dinyatakan punah.
Sayangnya keserakahan serta
harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama
populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya.
Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung
untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.
Kabar gembiranya, bunga Edelweis Jawa ( Anaphalis
Javanica ) ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah Dataran
Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Para petani ini membudidayakannya dengan cara
menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya
serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, pada tanah liat
berkapur atau berpasir dengan pH ( keasaman tanah ) antara 4 - 7.
Salah satu tempat terbaik untuk melihat edelweis adalah di
Tegal Alun (Gunung Papandayan), Alun-Alun Surya
Kencana (Gunung Gede), Alun-Alun
Mandalawangi (Gunung Pangrangon), dan Plawangan
Sembalun (Gunung Rinjani).
sumber:wikipedia.org
sumber:wikipedia.org
loading...
0 komentar:
Post a Comment