1. Pasar
Tenaga Kerja dan Kurva Penawaran Agregat
Keragaman
pasar tenaga kerja yang dibicarakan pada bagian sebelumnya, akan mempengaruhi
kerajat kurva penawaran sebelumnya. Beberapa persamaan yang akan diulang pada
bagian ini adalah persamaan wege setting dan prince seting. Ketika
berbicara mengenai wege setting, maka kita akan melihat bahwa nilai upah
nominal akan dipengaruhi oleh ekspektasi tingkat harga, tingkat pengangguran
dan juga sejumlah variabel yang memberikan benefit kepada pekerja, dari mulai
asuransi pension sampai dengan bargaining collective. Sedangkan dalam price
setting, kita mengetahui bahwa harga yang ditentukan perusahaan adalah upah
ditambah dengan mark up, secara matematis, kedua bentuk hubungan ini
adalah sebagai berikut:
W=PeF (u,z)
P=W(1+µ)
Dari kedua persamaan dapat dilakukan eliminasi, yaitu dengan mengeliminasi W dengan P/(1+µ). Dari persamaan di atas diperoleh hubungan:
P/(1+µ)=Pe F(u,z) P=Pe(1+µ)F(u,z)
Keseimbangan dalam jangka pendek
Kemudian diganti dengan persamaan 1-Y/L,
maka dari sini diperoleh hubungan bahwa tingkat harga saat ini tergantung
kepada sejumlah variabel seperti besarnya ekspektasi harga, mark up, output,
catchall variable, z, dan angkatan kerja atau L. sehingga secara matematis
hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
P=Pe(1+µ) F(1-Y/L,z)
Dari persamaan ini rangkaian hubungan yang tejadi adalah meningkatnya output atau Y akan meningkatkan jumlah kebutuhan tenaga kerja. Jika kebutuhan tenga kerja meningkat, maka tingkat pengangguran akan rendah dalam kondisi upah rendah, maka upah akan relatife tinggi dan kenaikan upah akan berdampak pada meningkatnya harga output. Jika serangkaian hubungan ini disederhanakan, maka meningkatnya output akan berdampak pada kenaikan harga.
Ada dua hal penting yang dimiliki oleh kurva aggregate supply:
1. Output
yang meningkat akan meningkatkan harga. Hubungan ini dapat dilihat dari
beberapa langkah, yaitu jika output meningkat, maka Y akan akan meningkat.
Selanjutnya jika N meningkat maka pengangguran akan turun, selanjutnya akan
meningkatkan upah, dan pada akhirnya meningkatkan tingkat harga, sehingga
secara singkat jikat otput meningkat maka tingkat harga secara umum akan
meningkat.
2. Harga
yang meningkat tidak terlepas dari adanya ekspektasi harga yang meningkat.
Karna ekspektasi harga akan mendorong meningkatnya upah dan akan meningkatkan
tingkat harga.
Kurva
penawaran dengan slope positif, dimana jika output meningkat, maka juga akan
semakin meningkat.
Menunjukkan
bahwa pada tingkat output dan tingkat pengangguran tertentu, maka ekspektasi
yang meningkat terhadap hadap harga akan berdampak pada peningkatan tingkat
harga.
2. Keseimbangan AD-AS
Keseimbangan AD-AS dibangun dari kurva AD dan kurva AS.
Karna kurva AD diturunkan dari keseimbangan dipasar uang dan pasar barang.
Y=Y(M/P,G,T)
Kurva AS diturunkan dari keseimbangan dipasar tenaga
kerja, yaitu mulalui price setting relation dan wege setting
relation.
P=Pe(1-µ)F(1-Y/L,z)
Dari kedua persamaan ini, maka keseimbangan kurva AD
dan AS ditentukan berdasarkan jumlah output yang diproduksi dan tingkat harga
yang terjadi.
Dengan persamaan ini sangat jelas, bahwa keseimbangan
akan terjadi pada kondisi dimana tingkat harga sama dengan harga ekspektasi. Karna
Pe menentuka posisi AS dan perubahan yang terjadi pada kurva
tersebut setelah terjadi ekuilibrium. Pada jangka pendek, P=Pe,
sebagaimana diketahui bahwa dalam jangka pendek, besarnya tingkat pengangguran
dibentuk berdasarkan wege setting dimana diasumsikan tingkat harga sama dengan
ekspektasi harga yang terbentuk. Sedangkan
dalam masa selanjutnya Pe bisa berubah menjadi lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat harga, dan hal ini akan merubah keseimbangan yang
terjadi.
a.
Keseimbangan
Kurva Aggregete Demand dan Supply
Keseimbangan yang terjadi dititik A, yaitu titik yang
dilalui oleh kurva AD dan juga AS. Pada titik ini, terjadi tiga keseimbangan
sekaligus, yaitu keseimbanagan dipasar tenaga kerja yang direpsntasika dengan
kurva AS dan juga keseimbangan di pasar barang dan pasar uang yang
direpsentasikan dengan kurva AD.
Dalam jangka pendek, keseimbangan AD-AS yang terjadi akan sangat ditentukan oleh tingkat harga yang terjadi. Jika tingkat harga yang terjadi sama dengan harga ekspektasi, maka pada kondisi ini, output yang akan terjadi akan sama dengan output natural.
b. Keseimbangan
dalam Medium Run.
Beberapa ahli ekonomi
memiliki istilah berbeda untuk kondisi medium run (Blanchard), Mankiw, atau
Donbursch menggunakan istilah jangka panjang untuk kondisi ini. Dalam jangka pendek, output sama dengan output
natural (dapat lebih kecil atau lebih besar dari output natural),
hal ini karena tingkat penggunaan tenaga kerja tidak dalam kondisi natural.
Namun dalam medium ru, akan terjadi sejumlah penyesuaian sehingga kondisi
ketidakseimbangan dalam jangka pendek akan kembali kepada kondisi seimbang,
yaitupada Y=Yn,atau output sama dengan output natural.
Dengan ekspektasi yang lebih tinggi ini, maka maka tingkat upah yang disyaratkan juga akan semakin tinggi. Karena ekspetasi akan upah semakin meningkat, maka upah pun disesuaikan dan dampaknya AS kekiri keatas, menyebabkan naiknya tingkat harga.ketika tingkat harga naik lebih tinggi lagi, maka terjadi penyesuaian ekpetasi harga yang lebih tinggi. Dampakanya adalah upah yang diharapkan akan semakin tinggi .dorongan akan naiknya kembali upah akan kembali mendorong kurva AS ke kiri atas, sehingga kembali pada kondisi dimana output yang dihasilkan sama dengan output natural.
c. Kebijakan
peningkatan pajak pemerintah
Selain, jumlah uang beredar, hal lain yang dapat
merubah keseimbangan AD-AS adalah sejumlah pilihan kebijakan dari pemerintah
(dikenal dengan kebijakan fiskal). Pajak meskipun bukan salah satu komponen
dalam perhitungan pendapatan nasional namun perubahan pajak, akan mepengaruhi disposable
income. Dan pada akhirnya akan mempengaruhi besaran konsumsi. Pada akhirnya
perubahan konsumsi ini akan mempengaruhi besarnya output yang dihasilkan.
Pemerintah menaikan pajak. Dampak dari kenaikan pajak ini adalah turunya pendapatan disposiable yaitu pendapatan bersih setelah dikurang pajak dan ditambah transfer payment. Turunya pendapatan disposable ini akan menurunkan besarnya secara agreget. Dampak selanjutnya adalah berkurangnya output.
Turunnya output secara nasional ini, dalam analisis
AD-AS akan ditunjukkan dengan bergesernya kurva AD ke kiri kebawah. Bergeserya
kurva AD ke kiri kebawah, sementara kurva AS tetap, akan mengakibatkan output
nasional turun ke tingkat yang lebih rendah. Tingkat harga pun menyesuaikan ke
tingkat yang lebih rendah. Dalam jangka waktu yang panjang turunya output dan
tingkat harga akan berakibat pada perubahan ekspektasi masyarakat terhadap
tingkat harg akan berdampak pada turunya upah. Upah lebih rendah akan mengakibatkan
kurva AS begeser ke kanan bawah. Dampak output akan bergerak kembali ke kondisi
natural dan tingkat harga secara umum akan turun.
Referensi:
Nurul
huda et al. Ekonomi Makro islam: Pendekatan Teoritis, Prenada Media
Group, Jakarta, 2008
loading...
0 komentar:
Post a Comment