ALIRAN DAN TEORI FILSAFAT ISLAM


Problematika ketuhanan merupakan persoalan metafisika yang paling kompleks dan tua. Asasnya adalah ide ketuhanan yakni pemikiran kelas tinggi di karenakan ketinggian obyek pembahasannya dan di anggap sebagai sebongkah pemikiran paling tinggi yang pernah di capai oleh manusia. “Keyakinan itu mempunyai tiga sarana, yaitu kebiasaan, akal dan ilham. Dakwah islam, secara asasi, berlandaskan pada ide tauhid dan penolakan terhadap poltiesme. “Sekiranya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa, maka Maha suci Allah yang mempunyai arsy daripada apa yang mereka sifatkan.(Al-Anbiya’:22). Mengenai problematika ketuhanan, al-jahm telah menyusun pendapat-pendapat yang cukup cermat dan dalam .. Al-jahm berpendapat bahwa allah adalah zat semata dan tidak boleh di sebut sesuatu, karena sesuatu adalah makhluk padahal tidak ada sesuatu yang menyamakannya dengan ha-hal temporal. Engenai sifat allah, al-jahm mengambl sikap tengah:mengafirmasikan sebagian tetapi juga menegaskan sebagian lain, ia mengatakan:” Saya tidak sudi mensifatinya dengan suatu sifat yang bisa di terapkan pada selain dia seperti sesuatu, maujud, mengetahui dan berkehendak...., tetapi saya menyifatinya bahwa dia adalah aha kuasa,subyek(Fa’il), pencipta, yang maha hidup dan maha kematian, karena sifat-sifat ini hanya untuk dia semata.
Ada banyak kelompok lain yang tujuan pertemanya yang tujuan adalah mengkaji dan memecahkan problematika-problematika keagamaan bergabung dengan mereka. Kami bisa menetapkan bahwa ada tiga kelompok yang memberikan andil besar dalam proses pembentukan ilmu kalam. Ketiga aliran itu adalah: Al-Salaf, al-Mu’tazilah dan Asy’ariah.
Kaum salaf adalah mereka yang yang memegangi al-Ma’sur(Al-Qur’an dan al-sunnah), mendahulukan riwayat atas kajian (al-dirayah)dan mendahulukan naql atas akal. Mereka di sebut Ahl al-sunnah wal jama’ah, karena berpendapat bahwa metode mereka adalah orisinal, padahal metode lain keluar dari garis ini. Mereka memahami ayat-ayat al-Qur’an secara global berdasarkan pengertian-pengertian lahir. Mereka tidak menakwilkan dan mengantropomorfismekan Allah, tetapi menyucikan dan menyerahkan (masakah itu kepada Allah). Mengimaninya adalah wajib sedangkan mempertanyakannya adalah bid’ah. Akidah salaf  bisa di simpulkan bahawa Allah Esa, Tiada tuhan selain Dia, Tiada beristri dan tiada beranak. Ia maha hidup, Maha Mengetahui, Maha kuasa, Maha Mendengar, Maha berkehendak, Maha Kalam. Al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan Makhluk. Allah mempunyai wajah tetapi tidak seperti wajah makhluk, Allah mempunyai tangan tetapi tidak sperti tangan makhluk. Ia, pada hari kiamat, bisa di lihat dengan pandangan mata. Sebab mereka adalah kaum sitatiah, yang menetapkan bahwa allah mempunyai sifat dan nama-nama yang baik (asma’ul husna) sebagaimana adanya, sebaliknya menjaga ta’til(pendapat yang mengatakan bahwa allah tidak punya sifat) dan mu’atillin(pendukung paham ta’til).
Orang-orang mu’tazilah adalah pendiri yang sebenarnya bagi ilmu kalam (teologi islam). Ciri khas paling khusus dari mu’tazilah, ialah bahwa mereka meyakini sepenuhnya kemampuan akal. Mereka berpendapat bahwa alam punya hukum kokoh yang tunduk kepada akal. Mereka tidak mengingkari naql(teks Al-Qur’andan hadis), tetapi tanpa ragu-ragu mereka menundukan naql kepada hukum akal. Mereka menetapkan bahwa pikiran-pikiran (akal) adalah sebelum sam’i. Untuk itu mereka menakwilkan ayat-ayat mutasyabihat, menolak hadis-hadis yang tidak di akui oleh akal. Sayangnya kecenderungan rasionalisme mereka yang ekstrim itu mendrong mereka untuk menerapkan hukum-hukum akal terhadap alam langit seperti ketika menghukumi alam bumi, sehingga menggiring mereka ke dalam pandangan-pandangan yang begitu berani, yang akhirnya menggiring mereka ke dalam filsafat ketuhanan yang selamanya tidak mengkonsekwsikan semua pengertian keagungan dan kesempurnaan yang sepantasnya(bagi Allah). Prinsip mereka yang “mengnalogikan yang tak terlihat kepada yang terlihat” secara mutlak tidak bisa di terima. Ini bertentangan dengan prinsip menyerahkan kepada allah yang di kemukakan oleh kaum salaf.
Aliran Asy’ariah adalah aliran sinkretis yang berusaha mengambil sikap tengah-tengah antara dua kutub akal dan naql, antara kaum salaf dan mu’tazilah. Mereka mengkritik dan juga membuktikan bahwa pandangan-pandangan salaf itu salah, kaum Asy’ariah puas dengan menyelaraskan antara kedua belah pihak, mencapai pandangan tengah-tengah yang akhirnya menjadi prinsip yang di peganginya secara teguh oleh generasi kemudian dan menjadi mantap khususnya di abad-abad terakhir. Zaman-zaman kemunduran pemikiran lebih di tandai oleh kecenderungan untuk bertaklid mengagungkan apa yang di katakan oleh orang-orang terdahulu, tidak punya ketahanan untuk mengubah dan memperbaharui.Mereka meneguhkan sifat-sifat Allah sebagaimana adanya dan membedakan sifat yang di sifati. Jadi Allah adalah al-ilmu(Maha Mengetahui), al-Qudroh(Maha Kuasa), Al-Hayan (Maha Hidup) al-irodah(Maha berkehendak, al-sam’(Maha Mendengar)al-Basar(Maha Melihat), dan al-kalanm(Maha Berfirman). Semua ini adalah sifat-sifat azali(eternal) dan abadi. Ereka menolak al-ta’til dalam berbagai macam coraknya, bail nihilisasi sang pencipta dari ciptaannyamaupun nihilisasi sang pencipta dari sifat-sifatnya. Mereka menolak al-Tasybih dan al-jisim,dan mereka menyerahkan kepada Allah teks-teks agama yang memberikan kesan demikian, atau mereka takwilkan karena Allah sama sekali tidak menyerupai makhluknya.
 Aliran Al-Maturidiah merupakan salah satu sekte Ahl al-sunnah wal al jama’ah, yang tampil bersama Asy’ariah. Mereka meneguhkan bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari segala yang temporal. Jadi Allah Maha Mengetahui karena sesuatu ilmu yang tidak seperti ilmu-ilmu(yang selama ini di kenal sebagai ilmu makhluk), juga maha kuasa karena suatu kekuasaan tetapi tidak seperti kekuasaan (makhluk).
Syi’ah merupakan sekte paling tua dalam islam. Jika hak Ali untuk menjadi khalifah merupakan asasnya, membicarakan syi’ah berarti membicarakan sejarah hingga yang terjadi pada hari saqifah. Pada hari itu ada umat islam yang berpendapat bahwa Ali lebih berhak menjadi kholifah, karena ia adalah orang yang pertama kali masuk islam, yang paling banyak menghadapi bencana dan berjuang fisabilillah bahkan mempunyai hubungan nasab yang kuat dengan nabi. Di antara kaum syi’ah ada tiga sekte yang akan kita bahas yakni al-zahidiah, al-isna Al-asy’ariah, Al-isma’iliah. Kaum Zaidiah pada awalnya lebih dekat pada kaum salaf, walaupum imam mereka berguru pada wasil bin ata’. Pengajaran ini membuat kagum karena wasil mengajarkan bahwa kakeknya Ali bisa melakukan kesalahan. Mayoritas pengikut al-zaidiah mengatakan bahwa allah SWT adalah sesuatu yang tidak seperti sesuatu yang lain tidak serupa dengan segala sesuatu yang ada. Menurut al-isna al-asy’ariah, al-imamah setaraf dengan kenabian. Al-imam adalah hujjah allah di bumi, meneriama wahyu, menafsirkan teks-teks agama dan menentukan jalan bagi umat islam, kaum mukminin. Imam adalah bersih (ma’sum)dari kesalahan. Ketentuan tidak boleh di tolak yang barang siapa memberontak terhadap imam boleh di bunuh. Kaum ismailiah seperti halnya kaum isna Asyariah menganut doktrin al-taqriyyah(pesan rahasia) bahkan mereka tetapkan secara luas. Mereka menganut prinsip kewarisan spiritual sehingga orang yang di dakwahkan menjadi anak orang yang mendakwahkan dan di hubungkan dengannya melebihi hubungan darah.

Tasawuf  adalah tingkah laku dan perasaan: tingkah laku yang menjahui segala keinginan dan hal-hal yang mempesona, dan di tujukan demi kesucian jiwa dan tubuh. Kaum sufi islam harus mengolah problematika ketuhanan, karena pada dasarnya tasawuf adalah usaha untuk mencapai cahaya tertinngi dan kebenaran azal, kaum sufi, baik dalam sejarah klasi maupun modern, adalah ahli ketuhanan yang mempercayai ruh segala ruh dan sumber segala kesucian. Seperti pernyataan sahl bin Abd Allah: Zat Allah SWT bisa di sifati dengan ilmu, tidak bisa di persepsi dengan panca indera, tidak bisa di lihat dengan pandangan mata di dunia. Zat Allah itu ada pada realitas yang tak terbatas jumlahnya di samping tak terkuasai(oleh manusia).
loading...

0 komentar:

Post a Comment